Senin, 18 Juli 2022

Wanita Ini Belum Mati

 Manusia memang serakah.

Ada satu saat ketika aku ingin hidup tenang seperti orang biasa. Tidak perlu menginginkan sesuatu yang besar. Hanya minum teh di sore hari dan berjalan di taman yang terawat di pagi hari, makan seperlunya dan tidak meninggalkan terlalu banyak sampah sisa, menolong orang lain tanpa melewati garis batas.

Lantas, suatu hari keinginan itu menjadi motto hidup yang tertempel di dinding pikiranku:

"Rurun akan hidup seperti orang biasa"

Hidup seperti itu tidak terlalu sulit, sungguh. Setelah 7 tahun berusaha, aku punya semua yang aku butuhkan. Rumah dengan taman yang terawat dan waktu untuk minum teh di teras setiap sore.

Tapi memang manusia tidak dapat menghilangkan sifat lahiriahnya.

Hari ini, tanpa bermaksud atau menginginkan sesuatu untuk ditemukan, aku mengetik nama teman-temanku di kolom pencarian google, seperti yang sering aku lakukan 8 tahun lalu. Tapi anehnya, walau aku sadar bahwa aku tidak akan menemukan apa pun, kekecewaan ku tidak dapat terkubur ketika aku benar-benar tidak menemukan apa pun. Tidak ada lagi blog yang dulu mereka punya, fanpage yang mereka kelola, bahkan sebagian sosial media yang mereka punya telah sirna tanpa jejak.

Bahkan, ketika aku mengetik namaku sendiri, aku tidak dapat menemukan apa pun. Padahal delapan tahun lalu, tidak sulit untuk menemukan daftar panjang halaman web yang memuat namaku.

Di saat itu lah aku sadar bahwa orang yang hidup seperti orang biasa akan menghilang seperti orang biasa. Nama kita akan tertumpuk bersama ribuan nama lain dan menghilang tanpa jejak.

Dan bersama hilangnya nama itu, tidak akan ada yang tahu bahwa seseorang telah hidup.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates