Minggu, 28 September 2014

Tempat Terbaik untuk Mati

Pembahasan mengarah ke hal yang (agak) mengerikan.

Sebenarnya entri seperti ini udah pernah aku buat di blog yang lama. Di blog yang lama dihapus maksudnya. Waktu itu lagi iseng-iseng setelah baca tulisan kak rea_sekar, kayaknya asik aja mengandai-andaikan gimana cara mati kita nantinya. Uuuuh, sayang mati tidak semudah itu.

Yeah, entah kenapa akhir-akhir ini jadi kepikiran lagi, dan ujung-ujungnya pengen nulis ini di sini.

Okay, tempat pertama adalah alun-alun Kota Tulungagung.



Tempat ini adalah tempat pertama yang bikin aku terpana karena keindahannya. Oke, agak berlebihan. Tapi mati di sini rasanya pasti.... Sesuatu!


 


Bayangin aja waktu itu pas sepi. Sepi banget. Yang ada cuma aku dan beberapa burung dara yang berterbangan. Hujan baru aja turun, tetes-tetes airnya masih mengalir di pohon-pohon besar. Tapi matahari udah bersinar lagi. Tahu, kan, sinar matahari setelah hujan turun itu gimana? Merah-merah eksotis gitu.

Waktu itu udaranya sedikit dingin. Sebenarnya aku nggak terlalu suka dingin, tapi biar lebih oke, gak papa deh, tahan dikit. Aku berdiri di lingkaran garuda itu. Menatap ke atas, ke arah garuda. Tatapan sendu yang dulu pasti nggak akan bisa aku pertahankan biar sedetik.

Rambutku pendek sebahu, agak bergelombang karena habis dikepang (yeah, rambut gelombang idamanku). Untuk baju, bayangin aku pakai rok kuning cerah sama jaket merah kebesaran kebanggaanku (yang udah kenal, pasti tahu jaket mana yang aku maksud. Oh, iya, jangan ada yang protes!). Jadi ketika ada angin lewat, rambutku bakal menari-nari kayak rumput yang bergoyang. Ditambah sinar matahari yang kemerah-merahan, membuat kehadiranku di sana pasti lebih cantik lagi (jangan ada yang protes!).

Daaaaaan! Di sini klimaksnya!

Angin kembali berhembus. Segerombol burung dara berterbangan karenanya. Udara semakin dingin. Aku mulai agak goyah. Kesadaranku mulai hilang perlahan. Terlebih aku sudah hampir tidak bernafas (tahu kan aku punya asma?).

Daaannnn semua jadi gelap secara tiba-tiba.

Klimaks yang nggak klimaks.

Yeah, begitulah akhir dari pembahasan yang agak mengerikan ini.

Tunggu tepat-tempat yang lain. Mereka akan segera menyusul.

2 komentar:

Eradimae mengatakan...

maksud loo

rurun mengatakan...

Sik kelingan blog ku ternyata. Khekhekhe

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates