Jumat, 14 Februari 2014

Cara Lembu Suro Marayakan hari Valentine



Pada udah tahu, kan kalau Gunung Kelud meletus di tanggal 13 Februari kemarin? Pasti yang ada di pulau Jawa pada udah tahu berhubung letusannya menimbulkan huru-hara yang sebegitu dahsyatnya. Hujan abunya saja sampai ke Jawa Barat sana.

Nah, masalahnya adalah apa kalian tahu siapa itu Lembu Suro yang aku sebut-sebut di judul?

Lembu Suro ini adalah seorang ----yang bukan orang---- yang memiliki keterkaitan sangat kuat dengan Gunung Kelud itu sendiri.........

Menurut legenda, dulu di Kediri hiduplah seorang purti cantik bernama Kilisuci. Suatu hari sang putri ini dilamar oleh dua orang yang bukan orang, maksudnya manusia jejadian begitu lho! Yang satu berkepala lembu bernama Raja Lembu Suro dan satunya lagu berkepala kerbau bernama Mahesa Suro.


Sang putri tentu saja tidak ingin menikah dengan salah satu dari mereka itu. Jadi, sang putri membuat sebuah sayembara (terinspirasi dari Roro Jonggrang kali, ya? Atau putri di Indonesia semua berpikiran sama?). Sang putri minta dibuatkan dua buah sumur di puncak Gunung Kelud, satu harus berbau amis dan satu harus berbau wangi. Tenggat waktunya tentu saja satu malam, sebelum ayam berkokok di esok harinya.

Sayangnya, nasib sial menimpa sang putri. Kedua pelamar dapat menyelesaikan permintaannya. Sang putri harus kembali memutar otak. Akhirnya, dengan alasan bahwa Lembu Suro dan Mahesa Suro mesih dalam keadaan seri, sang putri meminta agar mereka berendam dalam sumur yang mereka buat.

Kedua pelamar yang sudah terlanjur 'kesengsem' oleh kecantikan sang putri bersedia untuk berendam dalam sumur yang mereka buat. Mereka tidak tahu bahwa sebenarnya sang putri telah menyiapkan pasukan yang membawa pasir dan batu untuk menimbun mereka. Akhir dari kisah ini pun sudah dapat di tebak. Lembu Suro dan Mahesa Suro tertimbun dalam Gunung Kelud, tidak bisa keluar sampai sekarang. Tapi, sebelum sang putri meninggalkan TKP, terdengar Lembu Suro meneriakkan sumpahnya, "ÓYoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung."

Ada beberapa kisah yang menyatakan bahwa Putri Kilisuci meninggal dalam arakan kembali ke Kediri.

Dan, kisah berakhir.

Cerita ini dulu terkenal banget, setiap anak kecil hampir dapat dipastikan pernah mengetahui cerita ini, entah dari orang tua atau buku pelajaran Bahasa Jawa pas SD. Tapi anehnya pas aku tanya, kok banyak temen sekolahku yang nggak tahu, ya? Ini masih menjadi sebuah misteri........

Balik ke Gunung Kelud. Banyak orang yang percaya kalau ketika Gunung Kelud meletus, itu artinya Lembu Suro sedang murka. Katanya sih hampir di setiap letusan arahnya ke Kediri (dulu Gunung Kelud ada di perbatasan Blitar-Kediri, tapi sekarang sudah dimenangkan Kediri). Katanya sih yang paling parah ya letusan yang ini. Aku nggak terlalu tahu sih, karena Tulungagungan yang bagian timur nggak terkena dampak letusan, soalnya letusan kali ini arahnya ke tenggara, cuma secuil Tulungagung bagian barat aja kena, termasuk alun-alun Tulungagung.

Nah, khusus untuk blog ini, kemarin aku main ke alun-alun, untungnya belum di bersihin.


Mampir ke POM dulu.
 

Jalan sekitar Jepun.
 

Sudah hampir sampai.

Udah kelihatan, kan? Makin ke timur makin tebal.


Jangan kaget kalau alun-alun Tulungagung tulisannya gitu.
 

Masuk alun-alun
 

Tanah alun-alun yang coklat berubah jadi putih.
 

Apa ini Narnia?
 

Stop kekerasan dalam rumah tangga!
Iklan ini dipersembahkan oleh badan pertahanan dalam rumah tangga. #Abaikan!
 

Bapak pembersih alun-alun.


Pemadam kebakaran. buat nyemprot debu.


Baru disapu habis disiram.


Perjalanan pulang.

Penampakan wajah Lembu Suro saat letusan. Diambil dari Fb teman.



Sebenarnya masih banyak foto lain, tapi karena batere notebook udah memprihatinkan, segini aja deh, ya! Mungkin kalau ada kesempatan aku bakal lihat-lihat tempat pengungsian.

Sooooo..... CUL! :*

 



 


0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates