Minggu, 09 Februari 2014

KAMU

Hehehehehe.

I'm back!

Ternyata ada gunanya balik ke blogger. Gampang banget di bukanya, cuy! Ini aja lagi buka di sekolah, pas pelajaran TIK, dengan teman yang cerewet abis di samping saia!

Oh, ya. Ngomong-ngomong tentang teman yang cerewet itu (dan galak) beberapa hari lalu aku membuat sebuah kisah spontan yang terinspirasi olehnya. Eum.... Sebenernya gak cuma tentangnya,sih, kalau dipikir-pikir karakter di kisah ini gabungan antara karakterku, karakter teman sebangku, dan karakter teman yang cerewet itu (dan galak).


Awalnya kisah ini cuma kisah ecek-ecek yang iseng aku buat di malam kelabu (uhuk) pas aku gak bisa tidur terus aku pos di facebook. Tapi anehnya banyak yang bilang bagus, lebih bagus dari cerpenku yang pernah mereka baca sebelumnya (ini bisa diartikan sanjungan gak sih?).

Ada yang penasaran sama cerpennya gak? Enggak? Sayangnya tetep aku tulis di sini!

Hahahaha! Inilah kekuasaan seorang penulis blog!

Dan buat kalian yang terlanjur buka postingan ini harus meninggalkan komentar! Atau kutukanku akan menyertai hidup kalian!

Huahahahahah! (ketawa jahat)

@@@

Kamu tahu aku menyukaimu?

Betapa menyedihkannya aku menulis kalimat tanya di awal cerita cinta. Walaupun begitu, pertanyaan itulah yang ingin aku ketahui jawabannya.

Apakah kamu tahu aku menyukaimu?

Aku sudah menyukaimu sejak kamu duduk di belakangku. Ah, tidak. Aku menyukaimu sejak pertama kali kamu tertangkap jejala retinaku. Ketika angin musim penghujan itu mengibaskan rambut gelapmu, ketika kamu menginjakkan kaki untuk yang pertama kali di pintu itu, kamu telah mempesonaku. Lalu, entah sejak kapan kamu membuatku begitu menyukaimu. Sangat, sangat, sangat menyukaimu.

Aku rasa kita cocok. Pernahkah kamu memikirkan itu? Kamu dengan segala kejeniusan itu dan aku dengan kemampuan berbicaraku. Kita dapat menggenggam masa depan yang cemerlang jika kamu mau. Mungkin kita bisa membangun beberapa perusahaan. Lalu, kita akan hidup bersama di pusat kota, membangun rumah mewah dengan lilin dan wine yang tertata di meja makan setiap pulang kerja. Bukankah itu sangat menyengangkan?

Oh, mungkin kamu akan menolaknya. Mungkin kamu akan memilih rumah kecil di desa dengan kebun bunga di halamannya. Bukankah kamu selalu begitu?

Sejujurnya, tidak pernah terpikir olehku orang sepertimu akan menjadi tokoh utama dalam salah satu kisah percintaanku. Aku selalu suka orang yang penuh kejutan, bad boy, liar, dan tentunya itu bukan kamu. Kamu terlalu mudah ditebak dan membosankan!

Tapi harus aku akui kamu telah meruntuhkan semua kriteria itu. Apa aku harus memberimu selamat?

Jangan! Bukankah lebih baik jika aku memuntahkan kata suka itu lebih dulu? Dengan begitu, setidaknya aku tidak perlu menjatuhkan pensilku hanya untuk melihatmu. Aku juga tidak perlu memasang cermin kecil untuk melihat senyummu, dan mungkin aku bisa bergelayut di lenganmu, memelukmu sesuka hatiku. Ya! Aku akan mengatakan bahwa aku menyukaimu.

Atau tidak.

Saat ini seorang gadis melewati bangkuku, lalu berdiri di sampingmu. Gadis itu adalah teman sekelas kita, gadis yang selama setahun ini menjadi penunggu tetap Hondamu, gadis yang tidak lebih cocok untukmu.

Kali ini, aku harus mengatakan bahwa kamu laki-laki bodoh! Gadis seperti dia hanya akan menyusahkanmu. Aku berani bertaruh dia pasti menghubungimu semalam suntuk ketika ditinggal di rumah sendirian. Gadis seperti itu tidak punya kemampuan lain kecuali bersih-bersih rumah. Dia bahkan tidak bisa berkata-kata saat aku mendebatnya minggu lalu!

Tapi, kamu malah tersenyum padanya dengan begitu tulus. Senyum yang hanya bisa aku lihat dari cermin kecilku.

Sambil berdiri dan menenteng tasku aku berbalik untuk tersenyum padamu. Kamu balas menunjukkan senyum polosmu. Mungkin hari ini adalah hari terakhir aku melihatmu dari cermin itu. Tapi tenang saja, aku akan menemukan seseorang yang bisa aku peluk sesuka hatiku. Seseorang yang hanya milikku.

Seseorang yang pastinya bukan kamu.

Tertanda,
Orang yang Mungkin Tidak Lagi Mencintaimu.

0 komentar:

Posting Komentar